Pagi yang cerah, setelah hujan
deras semalaman. Tepatnya pukul 08.00 Pagi, kami para relawan mulai berkumpul di
SPBU Cipacung Pandeglang. Para relawan saling menunggu satu sama lain, ya,
itulah salah satu kekompakan relawan TBAP. Jam 08.45, para relawan mulai
bergegas menuju lokasi TBAP. Hanya lima belas menit perjalanan, para relawan tiba di Lokasi TBAP, tepatnya pukul 09.00 Pagi.
Pada minggu keenam ini, TBAP
punya dua agenda, pertama, bermain dan belajar bersama dengan adik-adik di
TBAP, dan yang kedua, menjenguk salah satu relawan TBAP yang sedang sakit.
Bermain dan belajar dimulai.
Kecerian para relawan dan adik-adik peserta didik terasa indah. Iya, pada
Minggu keenam ini, Pendidikan Agama Islam, Bahasa Indonesia, dan Matematika,
adalah mata pelajaran yang akan diterima oleh adik-adik peserta didik TBAP. J
Tidak terasa, jam dinding telah
menunjukkan angka 12, waktu istirahat pun tiba. Peserta didik pun diperbolehkan
untuk istirahat di rumah masing-masing, ya, karena relawan akan menjenguk salah
satu relawan yang sedang sakit. J
Tepatnya pukul 14.00 Siang,
setelah istirahat, sholat, dan makan, para relawan pun bergegas menuju rumah
relawan yang sedang sakit. Kami memulai perjalanan ke Kadu engang. Perjalanan
yang penuh halangan dan rintangan, batu-batu, mulai dari kecil sampai besar,
kami terjang. Tapi itu, tidak membuat para relawan menyerah. Setelah melalui
perjalanan yang lumayan lama, para relawan tiba di rumah relawan yang sedang
sakit, akan tetapi, rumah relawan tersebut kosong alias sunyi, ya, kabarnya, relawan
yang sakit tersebut, telah dibawa ke Baros, salah satu tempat pengobatan dan
penyembuhan yang terkenal di daerah Baros.
Walaupun relawan yang sakit tak
ada di rumah, hal itu tidak membuat kami kecewa dan menyerah. Kami memutuskan
untuk melanjutkan perjalanan menuju baros, menjenguk anggota keluarga kami yang
sedang sakit. Ya, inilah keluarga. J
Dalam perjalanan menuju Baros,
hujan mulai membasahi bumi, sedikit demi sedikit, hujan pun mengguyur bumi
dengan deras, dan itu membuat kami harus berteduh di salah satu SPBU, hingga
hujan reda. Setelah sholat ashar, jam menujukkan angka 16.45 sore, hujan mulai
reda. Kami melanjutkan perjalanan menuju Baros. Macetnya pasar baros adalah
ujian kami selanjutnya, disinilah, kesabaran kami kembali di uji. Tepatnya
pukul 17.30 sore, dengan selamat, kami tiba di tempat pengobatan dan
penyembuhan keluarga kami yang sedang sakit. J
Sedih L , kesedihan L yang kami rasakan,
ketika melihat kondisi salah satu keluarga kami yang sedang menahan rasa sakit,
namanya Noneng, salah satu korban tragedi kecelakaan Truk yang
ditumpangi siswa-siswi SMKN 1 Pandeglang. Ingin sekali menangis, tetapi sejak
awal, kami telah berkomitmen, untuk tidak menangis, karena hal itu hanya dapat
membuat noneng bersedih. Kami berusaha membuat noneng ceria dan tersenyum J. Adzan telah
berkumandang, tepatnya pukul 18.30. Setelah adzan maghrib, kami pamit kepada noneng
dan keluarganya. Kami akan selalu mendo’akanmu Noneng. Semoga cepat sembuh.
Tetap sabar, inilah adalah salah satu ujian yang diberikan Allah SWT. Tetap
semangat. Tetap tersenyum. Kami akan selalu menyanyangimu. Maaf kami hanya
sebentar, tapi kami janji, akan kembali menjengukmu J.
Setelah berpamitan, kami bergegas
mencari masjid, untuk melaksanakan kewajiban kami, ya sholat maghrib. Sholat
pun telah kami laksanakan, tepatnya pukul 19.00, kami kembali melanjutkan
perjalanan pulang menuju pandeglang. J
Luarbiasa, hujan tetap menemani kami dalam perjalanan pulang.
Waktu tiba para relawan di rumah
masing bervariasi. Saya yang menulis berita, ditemani dengan beberapa saudara
relawan, baru bisa menikmati hangatnya kopi dan teh, pada jam 22.00. Hehehe,
terimakasih kepada teteh yang sudah baik, membuatkan kopi, the, dan mie instan
+ telur untuk kami, iya lupa, terimakasih juga atas peminjaman alat-alat
service kendaraan. Ya malam itu, hampir semua motor gambek. Hehehe, gambeknya
karena kehujanan, dan kaget katanya. Hahahaha, kaget.
Mungkin, inilah cerita kami di
TBAP, di minggu keenam. Sampai jumpa minggu depan. Tetap semangat J